Instruksi kepada Kontingen untuk Menghadapi Musuh [1]
Ketika Anda maju kepada musuh atau ia maju kepada Anda, kedudukan pasukan Anda harus berada dekat pada tanah tinggi atau di tepi ujung perbukitan atau pada tikungan sungai, agar ia dapat menjadi pertolongan dan tempat kembali bagi Anda. Pertarungan Anda haruslah dari satu sisi atau dua sisi. Tempatkan penjaga pada puncak-puncak bukit dan sisi-sisi yang tinggi dari tanah tinggi agar musuh tak dapat mendekati Anda dari suatu tempat, baik dalam bahaya atau aman. Dan ketahuilah bahwa baris depan suatu tentara merupakan mata mereka, dan mata tentara baris depan itu adalah para pemberitahu mereka. Hati-hatiah terhadap kecerai-beraian. Apabila Anda berhenti, berhentilah bersama-sama, dan bila Anda bergerak, bergeraklah bersama-sama. Bilamana malam tiba, tempatkan enam tombak dalam suatu lingkaran dan janganlah tidur kecuali sekadar tidur tak lelap sebentar. •
Referensi::
[1] Ketika Amirul Mukminin (as) menempatkan Ziyad ibn Nadhr al-Hâritsî dan Syuraih ibn Ham al-Hâritst memimpin kontingen-kontingen yang terdiri dari delapan ribu dan empat ribu orang di perkemahan Nukhailah dan memerintahkan mereka untuk maju ke Suriah, timbul suatu perselisihan di antara mereka tentang pangkat mereka. lalu mereka memberitahukannya kepada Amirul Mukminin dan menulis surat mengadukan halnya masing-masing. Sebagai jawaban, Amirul Mukminin menulis surat bahwa bilamana mereka bergabung dalam perjalanan, maka pimpinan seluruh pasukan berada di tangan Ziyad ibn Nadhr, dan apabila mereka berpisah maka masing-masing memimpin pasukan yang telah ditetapkannya sebelumnya.
Dalam surat ini Amirul Mukminin juga menulis untuk mereka beberapa instruksi tertentu. Di sini Sayid Radhi hanya mencatat bagian yang berisi instruksi-instruksi. Instruksi-instruksi ini tidak hanya berguna untuk mengetahui strategi pertempuran masa itu, tetapi manfaal dan pentingnya untuk mengetahui prinsip-prinsip pertempuran yang di masa kini pun tak tersangkal. Menurut instruksi ini, dalam pertarungan melawan musuh, pasukan harus berkemah dekat puncak-puncak bukit dan kelokan sungai, karena secara itu bagian rendah sungai akan berperan sebagai kubu dan puncak-puncak gunung akan menjadi tembok benteng, dan dengan demikian, akan menimbulkan rasa aman dari sisi-sisi itu ketika menghadapi musuh di sisi lain. Kedua, serangan harus dari satu sisi atau paling-paling dari dua sisi, karena dengan distribusi dari seluruh pasukan pada beberapa front pasti akan timbul kelemahan. Ketiga, para penjaga harus ditempatkan di tempat tinggi dan puncak-puncak bukit sehingga mereka dapat memberi peringatan sebelum adanya serangan. Kadang-kadang terjadi bahwa ketimbang menyerang dari sisi yang diperkirakan, musuh menyerang dari sisi lain. Apabila para penjaga ditempatkan di tempat-tempat ketinggian, mereka dapat mendeteksi musuh dari debu yang beterbangan yang nampak dari jauh. Untuk menjelaskan pentingnya aspek instruksi ini Ibn Abil Hadid (dalam Syarh Nahjul Balâghah, XV, h. 91) mencatat suatu insiden historis. Ketika Qahthabah ibn Syabib ath-Tha'i berkemah di sebuah desa setelah meninggalkan Khurasan, dia dan Khalid ibn Barmak pergi duduk di puncak suatu tanah tinggi di dekai situ. Tak lama kemudian Khalid melihat kelompok rusa berlarian dari hutan. Ketika melihat hal itu, ia berkata kepada Qahthabah, "Hai komandan, bangkit dan umumkan pada tentara supaya segera berbaris dan menyiapkan senjata." Mendengar ini Qahthabah kaget dan setelah melihat ke sana ke mari, ia berkata, "Saya tidak melihat musuh di mana pun." la menjawab, "Hai Amir, sekarang tak ada waktu luang untuk bercakap-cakap. Anda lihat rusa-rusa itu pada lari menuju ke arah tempat penduduk dan meninggalkan tempat tinggal mereka. Itu berarti bahwa tentara musuh sedang berjalan di belakangnya." Maka ia pun memerintahkan tentaranya untuk bersiap. Segera setelah tentaranya bersiap, bunyi derap kaki kuda kedengaran dan sejenak kemudian musuh pun menyerang. Karena sempat bersiap untuk pertahanan, mereka lawan musuh itu dengan sepenuh kekuatan. Sekiranya Khalid tidak di ketinggian dan tidak bertindak bijaksana, musuh akan berhasil menyerang secara mendadak dan memusnahkan mereka. Keempat, para pengintai harus disebarkan di sana sini supaya mereka memperingatkan gerakan-gerakan dan maksud musuh dan dengan begitu rencana musuh dapat dipatahkan. Kelima, bahwa bilamana sedang berkemah atau melakukan perjalanan, tentara harus bersama-sama agar musuh tidak menyerang pasukan yang dalam keadaan tercerai berai. Keenam, di malam hari penjaga malam harus dibentuk dengan menetapkan tombak di tanah sehingga apabila musuh menyerang di malam hari mereka dapat segera bersiap untuk bertahan dengan mengambit senjata dan apabila musuh menghujankan panah hal itu pun dapat ditangkis. Ketujuh, tidur nyenyak harus dielakkan agar Anda tetap waspada akan mendekatnya musuh yang mungkin akan membinasakan Anda sebelum Anda siap.
(Nahjul-Balaghah/Al-Mujtaba/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)