BREAKING NEWS

AHLUL BAIT NABI SAW: KESAKSIAN-KESAKSIAN AHLUS SUNNAH, SMS +6281809556588

Tampilkan postingan dengan label ABNS ASBABUN NUZUL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS ASBABUN NUZUL. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Mei 2017

Deklarasi Pemutusan Hubungan Dengan Musyrikin


"(Inilah deklarasi) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya untuk musyrikin yang kalian (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka)" (At-Taubah : 1)

Ayat ini turun untuk Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW mengutus Abu Bakar untuk menyampaikan deklarasi pemutusan hubungan dengan musyrikin, lalu beliau mengalihkan tugas itu kepada Imam Ali a.s. Ketika Abu Bakar pulang ke Madinah, ia bertanya kepada Nabi SAW: “Apakah ada ayat turun tentang hal ini?”. Beliau menjawab: "Tidak, tetapi aku yang diperintahkan menyampaikan pernyataan itu atau seseorang dari Ahlul Baytku". Hadis ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1. Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 2, hal. 177.
2. Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 10, hal. 46.
3. Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisaburi, juz 10, hal. 36.
4. Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 2, hal. 333.
5. Tafsir Majma'ul Bayān,karya Ath-Thabarsi, juz 10, hal. 9, cet. Darul Fikr, Beirut.
6. Sunan Ibnu Majah, tentang Fadhā`ilus Shahābah, juz 1, hal. 9.
7. Musnad Ahmad, juz 4, hal. 164.
8. Kanzul 'Ummāl, juz 6, hal. 152.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bersedekah Sebelum Berbicara Khusus Dengan Rasulullah SAW


"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, hendaklah kalian mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum itu" (Al-Mujadalah : 12)

Orang yang mempraktikkan ayat ini hanyalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. dan tidak ada seorang sahabat pun yang mempraktikkannya sesudah beliau.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. berkata: "Sesungguhnya di dalam Al Quran terdapat satu ayat yang tiada seorang pun mengamalkannya sebelum dan sesudah aku. Yaitu (ayat yang berbunyi) "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, hendaklah kalian mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumitu". Pada waktu aku hanya memiliki 1 Dinar. Karena aku ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, lalu kusedekahkan uang tersebut. Kemudian ayat ini disusul oleh ayat lain yang berbunyi: “Apakah kalian takut (menjadi miskin) karena memberikan sedekah sebelum berbicara khusus (dengannyal)? Jika kalian tidak melakukannya dan Allah (meskipun demikian) masih mengampuni kalian, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya”. (Al-Mujādalah:13).” Lalu beliau berkata: “Melalui perantarku Allah meringankan umat ini. Tidak ada seorang pun yang mengamlkan ayat ini sebelum dan sesudahku”. Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya terdapat di dalam:

1. Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 191, cet. Al-Halabi, Mesir.
2. Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari juz 28, hal. 14.
3. Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisaburi, juz 28, hal. 23.
4. Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 326.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Telinga Yang Mau Mendengar


"Ketika air (yang hendak menelan para penentang) membumbung tinggi Kami masukkan kalian ke dalam kapal laut, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan (sayangnya) hanya telinga yang sadar yang dapat mendengar peringatan itu" (Al-Haqqah : 11-12)

Yang dimaksud dengan "telinga yang sadar" adalah telinga Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW bersabda: "Ya Allah, jadikanlah telinga Ali mendengar peringatan itu". Kemudian Imam Ali a.s. berkata: "Karena doa itu apa yang kudengar dari Rasulullah SAW tidak pernah kulupakan". Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1. Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 282.
2. Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 4, hal. 151.
3. Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 413.
4. Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisabari (catatan pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān, juz 29, hal. 31.
5. Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 29, hal. 43.
6. Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 29, hal. 43.
7.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 3, hal. 391.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ridha Rasulullah SAW


“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hatimu) menjadi puas” (Adh-Dhuha : 5)

Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Al-Qurthubi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAWW puas (baca : rela) karena tidak ada seorang pun dari Ahlul Baytnya yang masuk ke dalam api neraka”. Rasulullah SAWW bersabda: "Sesungguhnya Fathimah adalah wanita yang memelihara kesuciannya, maka Allah mengharamkannya dan keturunannya dari api neraka." Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1. Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 30, hal. 149.
2. Tafsir Gharā`ibul Qurānkarya An-Naisaburi (catatan pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān, juz 30, hal. 109.
3. Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 459.
4. Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 523.
5. Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 3, hal. 136.
6. Asy-Syaraful Mu`abbad li Āli Muhammad, karya An-Nabhani, hal. 44, cetakan Al-Halabi, cetakan kedua.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Keturunan Rasulullah SAW


"Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (keturunannya)" (Al-Kautsar : 1-3)

Ayat ini turun berkaitan dengan pernikahan Fathimah Az-Zahra' dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s., dan juga sebagai jawaban atas tuduhan bahwa keturunan Rasulullah SAW terputus. Jadi, yang dimaksud dengan "nikmat yang banyak" adalah Rasulullah SAW memiliki keturunan yang banyak dan baik melalui Fathimah Az-Zahra' dan Amirul Mukminin a.s. Keturunan itu adalah para imam a.s. yang akan membimbing manusia menuju ketaatan dan keridhaan Allah. Adapun yang dimaksud dengan "orang yang membencimu dialah yang terputus" adalah orang yang beranggapan bahwa Rasulullah SAWW tidak memiliki keturunan.

Penafsiran ini dapat Anda baca dalam buku-buku berikut:
1. Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 30, hal. 504.
2. Tafsir Gharā`ibul Qurān(catatan pinggir) Majma'ul Bayān, juz 30, hal. 175.
3. Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 30, hal. 206, cet. Darul Fikr, Beirut.
4. Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 52, cet. Darul Fikr, tahun 1979 M.
5. Al-Manāqib, karya Syahr-asyub, juz 3, hal. 127.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dua Lautan Yang Bertemu, Membuahkan Mutiara dan Marjan


"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya terdapat pembatas yang tidak akan dapat saling menembus. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan" (Ar-Rahman : 19-22)

Yang dimaksud dengan "dua lautan" adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra a.s., yang dimaksud dengan "mutiara" adalah Imam Hasan a.s. dan yang dimaksud dengan "marjan" adalah Imam Husein a.s. Penafsiran ini dapat anda baca di dalam:
1. Tafsir Rūhul Ma'ānī, karya Al-Alusi, juz 27 hal. 93, cet. Mesir.
2. Ad-Durul Mantsūr, karya Jalaluddin As-Suyuthi, juz 6, hal. 143, cet. Mesir.
3. Yanābī'ul Mawaddah, karya Syaikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 408, cet. Istambul.
4. Al-Manāqibul Murtadhawiyah, karya Al-Kasyafi Al-Hanafi.
5. Miftāhun Najāh, karya Al-Badkhasyi, hal. 13.
6. Maqtqlul Husein a.s., Al-Kharazmi, hal. 112, cet. Najaf.
7. Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi, hal. 54, cet. Al-Ghira.
8. Al-Manāqib, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, hal. 212.
9. Al-Manāqib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 111, cet. Najaf.
10. Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 27, hal. 91.
11. Ihqāqul Haqq Wa Izhāqul Bāthil, karya Nurullah Al-Huseini, juz 9.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kebencian Munafikin Terhadap Ali bin Abi Thalib a.s.


"Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengetahui mereka dengan tanda-tanda (yang ada pada) mereka. Dan kamu akan benar-benar mengenal mereka dari cara bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian" (Muhammad : 30)

Ayat ini berkaitan dengan munafikin yang membenci Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik pada zaman Rasulullah SAW kecuali melalui kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib." Riwayat ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam :
1. Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi juz 7, hal. 504.
2. Al-Manāqib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 315.
3. Kanzul 'Ummāl, bab Fadhā`il Ali bin Abi Thalib, juz 6, hal. 294.
4. Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 129. Ia meriwayatkan dari Abu Dzar r.a. bahwa ia berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik kecuali melalui kedustaan mereka atas nama Allah dan Rasul-nya, keingkaran mereka terhadap shalawat, dan kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib r.a." Al-Hakim berkata: “Hadis ini shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya”.
5. Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 177.
6. Dalā`ilus Shidq, karya Al-Muzhaffar, juz 2, hal. 155.
Hadis Tentang Pintu Ilmu dan Hikmah

Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah kota ilmu dan Ali pintuya, maka siapa yang menghendaki ilmu, hendaknya ia mendatanginya dari pintunya." Hadis ini terdapat di dalam :
1. Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 464, hadis ke : 984, 985, 986, 987, 988, 989, 990, 991, 992, 993, 994, 995, 996 dan 997.
2. Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke 459.
3. Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 16 dan 127; ia mengatakan hadis ini shahih.
4. Usdul Ghābah, juz 4, hal. 22.
5. Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 80, hadis ke : 120, 121, 122, 123, 124, 125 dan 126.
6. Kifayatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 187, cet. Al-Haidariyah; hal. 79, cet. Al-Ghira.
7. Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 40.
8. Nizhām Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 113.
9. Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 65, 72, 179, 182, 210, 234, 254, 282, 407, dan 40, cet. Islambul; hal. 211, 217, 248, 278, 303, dan 338, cet. Al-Haidariyah.
10. Tārīkhul Khulafā`, karya As-Suyuthi, hal. 170.
11. Is'āfur Rāghibīn (catatan piggir) Nūrul Abshār, hal. 140, cet. Al-'Utsmaniyah; hal. 154, cet. As-Sa'idiyah; hal. 174, cetakan yang lain.
12. Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 47 dan 48.
13. Maqtalul Husein a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 43.
14. Fathul Mulk Al-'Āli, karya Al-Maghribi, hal. 222, 23, 24, 28, 29, 40, 41, 42, 43, 44, 54, 5, dan 57, cet. Al-Haidariyah; hal. 3, 4, 5, 14, 15, dan 16, cet. Al-Islamiyah, Al-Azhar. Ia mensahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah Ali".
15. Faydhul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 3, hal. 46.
16. Al-Istī'āb (catatan pinggir) Al-Ishābah, juz 3, hal. 38.
17. Mīzānul I'tidāl, karya Adz-Dzahabi, juz 1, hal. 415; juz 2, hal. 251; juz 3, hal. 182.
18. Syarah Nahjul Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 7, hal. 219, cet. Mesir, dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl; juz 2, hal. 236, cet. Beirut.
19. Dzakhā`irul 'Uqbā, hal. 77.
20. Jami'ul Ushūl, juz 9, hal. 473, hadis ke 6789.
21. Fadhā`ilul Khamsah, juz 2, hal. 250.
22. Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 6, hal. 61-81.
23. Kanzul 'Ummāl, juz 15, hal. 129, hadis ke 378, cet. kedua.
24. Al-Fathul Kabīr, karya An-Nabhani, juz 1, hal. 276.
25. Al-Jāmi'us Shaghīr, karya As-Suyuthi, juz 1, hal. 93, cet. Al-Maimaniyah; juz 1, hal. 364, hadis ke 2705, cet. Mushthfa Muhammad.
26. Muntakhab Kanzu 'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5 hal. 30.
27. Ar-Riyādhun Nādhirah, juz 1, hal. 255, cet. Kedua.
28. Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 98.
29. Dan kitab-kitab yang lain bahkan berpuluh-puluh kitab yang secara khusus disusun untuk hadis ini, antara lain Abaqātul Anwār, juz 5, cet. Al-Hindi. Kitab ini disusun khusus untuk hadis ini. Fathul Mulk Al-'Āli, karya Al-Maghribi, dengan menshahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah Ali", cet. Mesir dan Najaf, dan kitab-kitab lainnya.


Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah rumah hikmah dan Ali adalah pintunya." Hadis ini terdapat di dalam:
1. Shahih Tirmidzi, juz 5, hal. 301, hadis ke-3807.
2. Hilyatul Awliyā`, juz 1, hal. 63.
3. Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazali Asy-Syafi'i, hal. 87, hadis ke-129.
4. Fathul Mulk Al-'Āli, karya Al-Maghribi, hal. 22 dan 23, cet. Mesir; hal.: 45, 53, dan 55, cet. Al-Haidariyah.
5. Is'āfur Rāghibīn(catatan pinggir) Nūrul Abshār, hal. 140, cet. Al-'Utsmaniyah; hal. 154, cet. As-Sa'idiyah.
6. Dzakhā`irul 'Uqbā, hal. 77.
7.Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 120, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 73, cet. Al-Maimaniyah.
8.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 71 dan 183, cet. Istambul; hal. 81 dan 211, cet. Al-Haidariyah.
9. Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir, juz 2, hal. 459, hadis ke-983.
10. Fadhā`ilul Khamsah, juz 2, hal. 248.
11. Kunūzul Haqā`iq, karya Al-Manawi, hal. 46, cet. Bulaq; hal. 37, cet. yang lain.
12. Mashābīhus Sunnah, karya Al-Baghawi, juz 2, hal. 275.
13. Ar-Riyādhun Nādhirah, juz 2, hal. 364, hadis ke-255, cet. Al-Maimaniyah; juz 1, hal. 364, hadis ke-2704, cet. Musthafa Muhammad.
14. Muntakhab Kanzul 'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 30.
15. Al-Fathul Kabīr, karya An-Nabhani, juz 1, hal. 272.
16. Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 99.

Rasulullah SAWW bersabda: "Aku adalah kota hikmah dan Ali adalah pintunya." Hadis ini dapat Anda baca di dalam:
1. Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 86, hadis ke-128.
2. Fathul Mulk, karya Al-Maghribi, hal. 26, cet. Mesir; hal. 59, 42, dan 43, cet. Al-Haidariyah

Rasulullah SAWW bersabda: "Ali adalah pintu ilmuku, dan penjelas risalahku terhadap ummatku sesudahku; Mencintai Ali adalah iman dan membencinya kemunafikan...". Hadis ini terdapat di dalam:
1. Fathul Mulk Al-'Āli, karya Al-Maghribi, hal. 18, cet. Al-Azhar; hal. 47, cet. Al-Haidariyah.
2. Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 3, hal. 96.
3. Kanzul 'Ummāl, juz 6, hal. 156. Hadis ini diriwayatkan karya Ad-Dailami dari Abu Dzar.

Rasulullah SAWW bersabda kepada Ali: "Kamu adalah penjelas terhadap ummatku apa yang mereka perselisihkan sesudahku”. Silahkan rujuk:
1. Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 122; hadis ini diriwayatkan dari Anas bin Malik. Ia mengatakan bahwa hadis ini adalah shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.
2. Kanzul 'Ummāl, juz 6, hal. 156. Ia meriwayatkan dari Ad-Dailami dari Anas bin Malik.
3. Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i juz 2, halman 488, hadis ke-1008 dan 1009.
4. Maqtal Al-Husein a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 86.
5. Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi, hal. 236.
6. Kunūzul Haqā`iq, karya Al-Manawi, hal. 203, cet. Bulaq.
7. Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 182, cet. Istambul.
8. Muntakhab Kanzul 'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 33.

Hadis ini menjelaskan makna firman Allah SWT yang berbunyi: "Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (An-Nahl : 64)
Hadis Tentang Manusia Terbaik

Rasulullah SAWW bersabda: "Ali adalah sebaik-baik manusia. Karena itu, barang siapa yang menolaknya, ia adalah kafir."

Hadis ini terdapat di dalam:
1. Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 245, cet. Al-Haidariyah; hal. 119, cet. Al-Ghira.
2. Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 444, hadis ke: 955, 956, 957, dan 958.
3. Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 246, cet. Istambul; hal. 293, cet. Al-Haidariyah.
4. Muntakhab Kanzul 'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 35.

(Ahlulbaytku/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Commet Facebook Umum ABNS

 
Copyright © 2014 AHLUL BAIT NABI SAW Powered By AHLUL BAIT NABI SAW.